Chapter 14 : The Preview


Chapter 14 : The Preview


“Apanya yang baik-baik aja, Raff? Udah berapa lama kita nggak saling ngomong? Udah berapa lama kita nggak jalan bareng? Udah berapa lama kita nggak punya waktu berduaan? Kamu bisa bilang kita masih baik-baik aja?!”

“Iya sebenarnya dan seharusnya kita baik-baik aja. Semua ini bermula karena temperamen kamu yang tiba-tiba tinggi Cuma untuk masalah sepele.”

“Masalah sepele apa?”

“Soal aku lupa jemput kamu, soal aku nggak bisa dateng tepat waktu, soal aku nggak bisa punya waktu sama kamu. Itu kan Cuma masalah sepele, dan kamu selalu melebih-lebihkannya seolah itu masalah besar.”

“Untuk apa kita pacaran kalo ketemu aja nggak pernah. Untuk apa pacaran kalo kamu nggak bisa nepatin janji kamu?”

“Emang kita nggak bisa pacaran lewat telepon? Lewat email, lewat facebook, twitter, sms?”

“Itu nggak sebanding dengan kita ketemu langsung. Jalan bareng, berduaan. Rasanya beda, Raff!” kata Gadis mulai meninggi walaupun masih belum sampai level yang sanggup membuat orang sekitar kita jadi nontonin kita. “Disini udah keliatan kalo kamu nggak pernah berusaha untuk ada. Kamu nggak pernah berusaha untuk membahagiakan aku. Aku nggak berjuang untuk hubungan kita.”

“Kamu lebay.”

“Aku lebay? Lebay dimananya?”

“Sikap kamu. Emang kamu nggak bisa ngerti ya sama kesibukan aku? Emang aku kaya nggak pernah aja khilaf lupa sama kamu.”

“Masalahnya... kamu dulu nggak pernah lupa sama janji kamu. Dulu kamu selalu berusaha untuk aku. Setiap kamu bikin janji sama aku pasti kamu akan selalu tepatin. Tapi itu dulu, sekarang... kamu berubah. Kamu nggak kaya dulu lagi. Udah berapa kali kamu bikin janji dan kamu nggak nepatin janji kamu. Kamu lupa.”

“Tapi sejujurnya aku nggak pernah lupa sama kamu!”

“Kalo itu kenapa kamu nggak pernah nelepon aku?”

Kata-kata Gadis bagaikan tonjokan bagi hati gua. memang benar, selama ini gua gak pernah berusaha untuk berbicara sama Gadis, karena gua terlalu gengsi untuk memulai. Gua gak mikirin bagaimana perasaan Gadis. Gua selama ini selalu berpikir dari sisi gua sendiri, gua gak pernah mencoba berpikir dari sisi Gadis. Gua gak pernah mencoba memposisikan diri gua di diri Gadis. Gua terlalu egois mengenai diri sendiri.

“Aku nungguin kamu nelepon, tapi kamu nggak pernah sekalipun nelepon aku. Sampai akhirnya aku yang harus nelepon kamu.”

Gua Cuma bisa terdiam tanpa bisa berkata apa-apa.

“Dan aku tanya, sekarang kamu maunya gimana?” Gadis kembali membawa pembicaraan ini kebagian awal. “Kamu maunya gimana?”

Gua gak bisa jawab apa-apa. Gua Cuma bisa terdiam membisu. Karena sekarang bukan hak gua untuk memutuskan bagaimana kelanjutan hubungan ini. Gua ngerasa gadislah yang berhak, dan gua Cuma bisa menerima apapun Keputusan dia.

Dan setelah sekian lama gua dia, gua baru menyadari bahwa perlahan mata Gadis mulai berair, dan gua tidak mampu untuk berbuat apapun selain hanya diam.



Chapter 14
Coming Soon


Tuliskan komentar anda mengenai cerita ini, dengan Facebook Comment dibawah ini.

7 comments:

Hendry Gunawan said...

.keren previewny kak :)
.lbihh smangat lggi yha nlisnyaa ..
.jiaa yoo :)
.moga cpat kluar crta asliny ..

Anonymous said...

argh! kenapa preview! hahaha udah gak sabar :P
sukses ya! ceritanya seru :)

angga said...

makin ga sabar untuk baca!! :) ayo yang semangat ya nulisnya :))

Anonymous said...

untuk review harus nunggu sebulan, untuk ceritanya nunggu 2 bulan?. keburu lupa alur ceritanya....

Devotio mea said...

akhirnya datang jga, meskipun cuma preview.
But, i'm waiting the fourteenth part.

Ariesboys so keren said...

Ayo bAng,..!
Cepetan doNg post nya , gua ngeFenz bngEt ma ni Crita..

Anonymous said...

ayo dong kak d post chapter 14 nya..
tag tunggu...
ayo semangat....
soalnya bagus ni crita.

Post a Comment

Untuk yang sudah membaca cerita-cerita saya, mohon untuk menuliskan komentar anda. Entah berisi pujian, saran-kritik atau masukan dan hinaan. Karena itu akan membuat saya bersemangat untuk menulis dan menulis.
Janganlah menjadi silent reader yang cuma baca doang tapi gak mau komen. Itu bisa berakibat cerita ini akan dihentikan sewaktu-waktu.,